Hiduplah dengan Berkesadaran Penuh
Di antara waktu paling berharga adalah bersama keluarga. Membersamai keluarga tidak selalu dengan ceremonial besar, pun juga tidak harus dengan anggaran besar. Terkadang kebersamaan itu bisa muncul dari yang tanpa biaya. Semisal menyiram bunga bersama, mencuci baju bersama, memasak, membersihkan rumah atau apapun yang dikerjakan dengan bahagia.
Kunci segala sesuatu menjadi menyenangkan adalah menjalaninya dengan bahagia bukan terpaksa. Kalau setiap sesuatu kita jalani dengan bahagia tidak ada tekanan, jenuh, risau dan gelisah yang menghampiri kita. Hidup bersama keluarga dengan makna sejati yakni benar-benar membersamainya memanglah tidak mudah, meskipun harus selalu diupayakan. Banyak yang mengalami bertempat tinggal bersama tapi tidak berada pada atmosfer hidup bersama. Mulailah menyadari dengan bahagia hal-hal sederhana dihadapan kita.
Mungkin hanya sesederhana menemani anak dengan penuh kesadaran, bahwa kita sedang bersama mereka. Kita yang masuk ke dunia mereka, bukan anak yang dipaksa masuk ke dunianya orang dewasa. Mantapkan keyakinan bahwa sampai kapanpun kita ingin menjadi orang yg pertama kali mendengarkan cerita bahagia, sedih, kecewa anak-anak kita. Sebab hidup ini tidak hanya berisi tentang kebahagiaan saja, hidup ini berdinamika.
Sebagai orang tua hendaknya menelusuri, mencari, mengulik apa yg menjadi minat kecenderungan anak dan menemani setiap waktu tumbuh kembangnya. Tentu akan menjadi berbeda tumbuh kembangnya anak-anak yg ditemani waktu kecilnya dengan pengalaman bahagia, dengan anak-anak yang hanya diberi nafkah lalu dibiarkan ia menjalani hari-harinya sendiri.
Ada kisah menarik dari Ken Honda, seorang konsultan keuangan yg banyak membantu orang-orang di jepang dan seluruh dunia. Pada mulanya juga melawan tradisi apa yg menjadi budaya Jepang. Rasannya tidak hanya di Jepang, pun di seluruh dunia ketika punya anak, orang-orang akan menghabiskan seluruh waktunya untuk uang. Tetapi tidak untuk waktu bersama anaknya, dalihnya memang untuk kebutuhan anak, tetapi pada faktanya banyak orangtua diperbudak oleh keinginannya sendiri. Ketika anak ingin sesuatu, atau ketika ada kesempatan mengikuti pelatihan dan kelas-kelas kegembiraan, pengembangan bakat dan lain sebagainya, mereka enggan mengeluarkan uang yang ia cari sehari penuh yang konon katanya untuk anak itu.
Ken Honda membaca realitas itu, ia justru pensiun dini di usia dua puluh delapan tahun saat pertama kali putra pertamanya lahir. Tentu ini berlawanan dengan adat semestinya. Ken Honda, justru berfokus utk menemani keluarganya, menemani anaknya dan banyak membantu orang yg kesusahan keuangan agar mereka punya banyak waktu untuk anak-anak mereka. Lewat gagasan Happy Moneynya banyak orang terbantu atas masalah yg begitu pelik. Lantas apakah Ken Honda kemudian menjadi orang yang miskin tanpa uang? Tentu tidak, lewat niat mulianya justru Ken memperoleh kebaikan hidup yang barang kali tidak diperoleh oleh banyak orang.
Kita tidak harus sama persis dengan apa yang dilakukan Ken Honda, sebab dinamika kehidupan seseorang itu berbeda. Tetapi prinsipnya harus sama, bahwa menjalani segala sesuatu dengan kesadaran dan kebahagiaan adalah hal wajib yang tidak bisa ditawar. Kebahagiaan adalah buah dari kesadaran. Tanpa kesadaran kebahagiaan hampir mustahil untuk didapatkan. Ciptakan kesadaran di setiap segala sesuatu yang kita lakukan agar mudah memahami dan memaknai bahwa kebahagiaan sangatlah dekat.
Wisnu Prayuda 26 Oktober 2024
Komentar
Posting Komentar