Dua Jaminan dari Allah
Pernah saya menulis di bacaan pesisir mengenai dua nikmat Allah yang sering di lupakan oleh manusia. Mengutip dawuhnya Syaikh Atho'illah dalam masterpiece hikamnya.
اَنْعَمَ عليكَ اوَّلاً بِالاِيجَادِ واثاَنياً بِتَوالى الاِمدادِ
“Pada mulanya Allah memberi nikmat kepadamu berupa iijad/diwujudkan, kemudian nikmat yang kedua: melengkapi kebutuhan-kebutuhan wujudmu yang terus-menerus(bantuan/pertolongan Allah)”. Al-Hikam As-sakandari.
Tulisan ini guna mendalami juga mengeksplorasi lebih jauh berkaitan dengan dua nikmat itu. Dalam maqolah lain, Syaikh Atho'illah juga menuliskan dawuh yang artinya:
" Dua macam nikmat yang pasti dialami dan dirasakan oleh semua makhluk: nikmat penciptaan dan nikmat pemenuhan kebutuhan ".
Maqolah yang pertama dengan yang kedua memiliki hubungan erat. Sebab keduanya berbicara tentang nikmat ijad dan imdad yang diberikan oleh Allah kepada semua makhluk yang bernyawa. Tentu, ini tidak hanya terbatas bagi manusia saja. Melainkan bagi semua makhluk yang bernyawa.
Nikmat ijad diberikan Allah kepada seekor burung. Mula-mula burung itu tidak ada (tak berwujud) lalu Allah wujudkan seekor burung. Wujudnya pun melewati proses hingga kemudian burung itu bisa terbang. Saat terbang Allah tidak membiarkan ia kesusahan mencari makanan, pasti Allah beri rezeki untuk makan dan minumnya. Esoknya punjuab diberi rezeki lagi sampai burung itu menemui ajalnya.
Proses wujudnya burung hingga Allah memberikan makanan dan minuman merupakan wujud daripada nikmat ijad (penciptaan) dan nikmat imdad (pemenuhan kebutuhan) dari Allah.
Bukan hanya seekor burung. Manusia yang mengemban tugas khalifah fil ardi tentu tidak luput dari pemenuhan kedua nikmat Allah tersebut. Allah tidak akan membiarkan manusia yang diberi tugas khusus di bumi ini tanpa bekal apapun. Pasti Allah bertanggung jawab penuh atas proses wujudnya manusia sejak dalam kandungannya hingga ia menghadap kembali ke Sang Maha Kuasa.
Pernahkah berpikir siapa yang mendatangkan makanan kepada janin? Siapa yang menjaga keseluruhan dua puluh empat jam kondisi janin di dalam perut dalam keadaan baik-baik saja?. Tentu semua tidak terjadi tiba-tiba saja. Semua di otomatiskan oleh Allah melalui sebuah rangkaian orkestra kehidupan.
Setalah janin menjadi bayi kemudian menjadi dewasa Allah tetap bertugas dan bertanggung jawab atas kebutuhannya. Sekali lagi atas kebutuhannya, bukan keinginannya. Kebanyakan manusia berpikir bahwa nikmat imdad ini omong kosong karena masih banyak yang kesusahan mencari uang untuk kebutuhannya. Kalau kita mau jujur terhadap diri sendiri, sebenarnya kalau hanya untuk kebutuhan, pemenuhan kebutuhan dari Allah ini sudah sangat cukup.
Kebanyakan dari kita membenturkan pemenuhan Allah kepada keinginan. Jelas, Allah tidak bertanggung jawab terhadap pemenuhan keinginan manusia. Keinginan ini luas tak bertepi. Mula-mula kebutuhannya cukup. Segala sesuatu kebutuhan keluarga terpenuhi semua. Lalu manusia memiliki keinginan untuk memiliki ini itu. Tetapi apa daya, uang pun tidak ada. Di antara jalannya adalah mengambil kredit cicilan. Dengan kredit itu manusia menjadi terbebani seolah-olah mencari penghidupan amatlah susah, padahal yang kita penuhi adalah keinginan bukan kebutuhan. Sebab kredit itulah manusia merasakan beban hidupnya yang amat berat. Bangun tidur, kerja, tidur, kerja lagi. Hidup seperti itu terus menerus. Tanpa bisa menikmati suguhan-suguhan keindahan yang Allah berikan.
Dari himpitan itu, sehingga manusia merasa bahwa Allah tidak memenuhi nikmat imdadnya. Padahal tetap terpenuhi, dan terhalang oleh kerasnya kehidupan yang di jalani karena memenuhi keinginannya.
Janji Allah adalah mewujudkan dan pemenuhan kebutuhan bukan keinginan. Kalau setiap yang wujud memenuhi keinginannya terus menerus maka ia akan hidup dalam tekanan terus-menerus. Kehidupan yang seharusnya dijalani dengan rasa syukur akan menjadi penuh dengan rasa khawatir, cemas dan gelisah. Kehidupan yang sungguh tidak layak untuk dijalani.
Percayalah pada dua jaminan Allah, yakni nikmat ijad dan imdadnya. Hiduplah sesuai alur semestinya dengan menjalani setiap episode hidup ini sebaik-baiknya. Kalau manusia mau tenteram hidupnya, yakinlah pada dua jaminan Allah itu.
Semarang, 4 November 2024
Wisnu Prayuda
Komentar
Posting Komentar