Dua Nikmat Allah yang Sering dilupakan


اَنْعَمَ عليكَ اوَّلاً بِالاِيجَادِ واثاَنياً بِتَوالى الاِمدادِ 
 
“Pada mulanya Alloh memberi nikmat kepadamu berupa iijad/diwujudkan, kemudian nikmat yang kedua: melengkapi kebutuhan-kebutuhan wujudmu yang terus-menerus(bantuan/pertolongan Allah)”. Al-Hikam As-sakandari.

Manusia yang dalam menjalani kehidupan serba cepat dan padat ini selalu akan luput pada hal-hal yang terkadang substansial atau bernilai tinggi. Terkadang karena padat aktivitasnya bisa melalaikan sholatnya. Bukankah Allah sudah menjamin dan akan menunaikan apa yang menjadi hak kita, sedangkan kita malah mengkhawatirkannya. Sementara kewajiban kita kepada Allah selalu ditinggalkan. 

Allah sebagai Raja Pengatur alam semesta ini tidak dengan begitu saja menciptakan manusia. Allah sudah mempersiapkan pula segala sesuatunya. Mulai dari pengaturannya, rizkinya dan lain sebagainya. Allah juga mengatur sebab musabab manusia dalam menempuh kehidupan ini. 

Sebab cepatnya hidup manusia, terkadang menjadikannya lalai terhadap dua nikmat Allah. Nikmat yang disyukurinya hanya yang berupa materi yang tampak dihadapannya. Sementara ada dua nikmat yang sering di lupakan banyak manusia, yaitu nikmat ijad (penciptaan diri) dan nikmat imdad (pemenuhan kebutuhan diri). 

Nikmat ijad itu sebuah kuasa Allah menciptakan diri kita sebagai manusia. Penciptaan ini juga merupakan nikmat. Bayangkan kita tidak diberi kehidupan yang indah ini. Kehidupan yang memungkinkan kita mengenal Allah, mengenal Rasulullah dan berbagi kasih sayang kepada sesama. Puncak kenikmatan hidup adalah mampu selalu merasa dekat kepada Allah dan Rasulullah. Artinya kalau manusia diberi kehidupan atau diciptakan berarti diberi kesempatan untuk merasakan puncak kenikmatan hidup. Belum lagi bonus nikmat-nikmat yang berupa duniawi. Secara naluri manusia pasti juga menyukainya. 

Sedangkan nikmat ijad adalah nikmat pertolongan Allah yang telah menganugerahi manusia berupa mencukupi kebutuhannya di dunia dan akhirat. Allah tidak hanya menciptakan kita, tetapi Allah juga bertanggung jawab penuh atas kehidupan kita. Baik kebahagiaan dan keselamatannya. Namun, manusia sendirilah yang sering keluar dari koridor kepengaturannya. Nikmat ijad ini memberikan sebuah pengertian bahwa segala sesuatu yang hadir dihadapan manusia adalah sebuah nikmat dari Allah. Karena pada hakikatnya Allah sendiri yang langsung mendatangkannya. Setelah menciptakan manusia, Allah menolongnya dengan mencukupi apa yang menjadi kebutuhannya dan ini bertahap sejak manusia lahir. Baik kebutuhan dunia maupun akhiratnya. 

Kebutuhan dunia berarti Allah mencukupi hajat hidup kita. Seperti memberikan pekerjaan, rezeki uang, kesehatan dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan akhirat adalah hati dan ruhani kita selalu dijadikan oleh Allah selalu condong kepadanya. Selalu dengan senang hati menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dengan pertolongan dua kebutuhan itu jelaslah Allah bukan hanya sekedar menciptakan manusia, tetapi bertanggungjawab penuh kebahagiaannya di dunia dan keberuntungannya di akhirat. Sebagai manusia hendaklah selalu ingat dan bersyukur atas dua nikmat yang sering dilupakan manusia yaitu, nikmat ijad dan nikmat imdad.


Wisnu Prayuda
Semarang, 1 Januari 2024
Google : Foto 

Komentar

Postingan Populer