Tujuan Sejati Kehidupan


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat [51]: 56)



Allah menjadikan kita hidup di dunia ini semata-mata agar kita bisa lebih mengenali-Nya, mendekati-Nya dan senantiasa bersama-Nya. 
Maka di sampaikan pada surat Az-zariyat 56 tadi bahwa Allah tidak menciptakan kita melainkan hanya untuk beribadah. 

Ibadah itu maknanya kita menghamba terhadap junjungan kita, raja kita, dan sesuatu yang kita agungkan. Penghambaan ini menjadikan kita benar-benar tahu posisi kehambaan kita sehingga hanya melaksanakan apa-apa saja yang Allah perintahkan, apa-apa saja yang hanya Allah ridhoi. 

Kalau seseorang sudah memiliki rasa cinta terhadap sesuatu pasti akan menjadi hamba bagi sesuatu itu. 
Seseorang senang dengan hartanya, pasti akan melakukan apa saja demi harta tersebut. Seseorang senang dengan barangnya maka akan begitu mencintai dan menjaga barang itu. Seseorang mencintai jabatannya, maka akan mati-matian mempertahankan jabatan itu. 

Hal-hal remeh temeh itulah yang menjadikan kehidupan kita menjadi rendah. Sebab kita tidak mengejar dan mencintai sesuatu yang abadi, melainkan sesuatu yang fana' (rusak) yang tidak kekal, tidak memiliki kekuatan dan lemah. Kalau kita mencintai sesuatu yang bisa rusak, tidak kekal dan lemah, maka kita akan menjadi seseorang yang sama seperti apa yang kita cintai. 

Masya Allah, la Haula wala quwwata Illa billahil aliyil adzim.
Kita ini kalau dipikir-pikir termasuk golongan orang-orang yang tidak jelas, kita mengejar kesemuan hidup, ketidak pastian hidup, tetapi kita dengan mati -matian menjadikannya wajib dan utama. Sementara tujuan sejati hidup kita ingin sampainya kita kepada Allah, tidak pernah di pikirkan, tidak pernah di upayakan, apalagi di usahakan. 

Jelas-jelas bahwa tujuan paling mentok, paling akhir dan paling ujung itu Allah. Seseorang kalau sudah penuh di dalam hatinya hanya Allah, maka dia akan memperoleh kecukupan dari Allah. Kuncinya cukup itu Allah, bukan yang lainnya.

Oleh karenanya kita sering di ajarkan untuk senantiasa dzikir hizib autad.

Allahul kaafii, Rabbunal kaafi, Qashadnal kaafi, Wajadnal kaafi, Likullin kaafi, kafaa-nal kaafi, wa ni’mal kaafi Alhamdulillah, Hasbunallah wa ni'mal wakiil Ni'mal maula wani’man nashiir.

Artinya: "Allah yang mencukupi, Tuhan kita yang mencukupi. Tujuan kita adalah Allah yang mencukupui, dan kita menemukannya yang mencukupi. Terhadap segala sesuatu Allah lah yang mencukupi, yang memenuhi segala kebutuhan kita adalah Allah. Dan Allah itu sebaik-baik Zat yang mencukupi, segala puji bagi Allah. Cukup Allah menjadi penolong bagi kami. Dan Allah adalah sebaik-baik pelindung."


Dari hizib autad tersebut jelas bahwa

وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلْمُنتَهَىٰ

Artinya: Dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu) An - Najm 42

Allah itu puncak segala tujuan, puncak segala cita-cita, puncak segala pertolongan, puncak segala kekuatan dan kekuasaan. 

Marilah kita bersama-sama untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Sebab antara mu'min satu dengan yang lainnya memiliki kewajiban untuk saling mendoakan, mengingatkan dan menjaga satu sama lain. 
Dawuhipun Allah : 

Al-Qur'an surat Az-Zariyat ayat 55

وَذَكِّرْ فَإِنَّ ٱلذِّكْرَىٰ تَنفَعُ ٱلْمُؤْمِنِينَ


Artinya: Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.

Agar kita bisa mencapai Nihayah dan qosdun yang sejati maka perlu senantiasa kita ingat sebuah syi'ir 

دَخَلُوا فُقَرَاءَ اِلَی الدُّنْيَا ۩ وَكَمَا دَخَلُوْا مِنْهَا خَرَجُوْا



Manusia datang kedunia dalam keadaan fakir miskin • begitupun saat pergi dalam keadaan fakir miskin.

Kita ini lahir di dunia tidak membawa apa-apa dan meninggalkan dunia tidak membawa apa-apa. Maka tidak ada yang perlu kita tonjolkan, kita pamerkan, kita perlihatkan. Karena sejatinya semuanya ini hanyalah titipan Allah. Maka penuhi hati kita dengan senantiasa mengingat Allah dan mencampakkan segala sesuatu yang selain Allah. Insya Allah kita akan menemui kekekalan sejati, kebahagiaan sejati dan kedamaian yang sejati dengan catatan hanya dengan dan bersama Allah. 




Wisnu Prayuda 
Google : Foto

Komentar

Postingan Populer