Uang Sebagai Sumber Cahaya
"Kunci untuk memastikan uang datang lebih banyak adalah berterima kasih kepada uang saat uang masuk dan berterima kasih lagi saat uang itu meninggalkanmu."
Selama ini kita menganggap uang sebagai sumber masalah. Uang sering kita benci, tetapi bersamaan juga kita butuhkan. Padahal uang itu sebagaimana energi. Ia tidak bermuatan positif atau negatif pada awalnya. Perasaan manusialah yang menjadikannya positif atau negatif.
Seringkali manusia menciptakan hubungan yang kurang baik dengan uang. Mulai dari menganggapnya sumber masalah, sumber kekacauan dan sampai anggapan sulit mencari uang. Sehingga yang terjadi uang akan sulit bersahabat dengan kita. Bukankah kalau kita menganggap seorang teman sebagai sumber masalah, teman itu tidak akan mau mendekat dengan kita? Kalau kita menganggap teman sebagai sumber kesialan, teman itu tidak mau berteman dengan kita? Begitu juga uang, energinya akan sama seperti dengan apa yang kita prasangkakan.
Selama ini saya menganggap uang itu sebagai energi spiritual. Loh bukannya itu cinta dunia? Cinta dunia itu melekat dengan uang dan harta benda bukan energi dan perasaan kita kepada uang. Manusia boleh memiliki uang sebanyak-banyaknya, yang tidak boleh menjadikan ia berpaling dengan Tuhan.
Uang sebagai energi spiritual itu rasa berterima kasih kita kepada uang atas hadirnya yang membantu kita mencukupi kebutuhan, membeli beras, membayar biaya sekolah anak-anak, membayar tagihan dan sebagainya. Maka anggaplah uang itu sebagaimana sahabat mu maka ia akan senang mendekat dengan mu. Kalau uang engkau anggap sebagai musuh, ya jangankan bersama, mendekati kita saja uangnya tidak mau.
Penuh senyum berterima kasih saat uang datang dan uang pergi karena digunakan ini menjadi energi spiritual. Kita akan lebih ingat kepada siapa pemberi uang itu. Siapa yang mendatangkan dan siapa yang memutarkan.
Wisnu Prayuda
(Foto: Google)
Komentar
Posting Komentar