Pendidikan Itu Bernama Disiplin
Disiplin merupakan sebuah hal yang istimewa. Banyak orang menginginkannya tapi enggan betul-betul mengupayakannya. Disiplin adalah sebuah sikap komitmen terhadap aturan waktu secara terus menerus. Tidak hanya satu kali, tapi terus menerus dan berkesinambungan.
Menjaga tradisi untuk komitmen terhadap waktu memang bukan hal mudah dan terkesan berat di awal, akan tetapi kalau sudah berjalan disiplin itu akan mengalir saja, seperti tanpa harus dengan perjuangan. Disiplin bisa berhasil dengan pembiasaan terus menerus. Misalkan, membangun budaya disiplin di dalam rumah mengenai meletakkan sesuatu ke tempat semulanya. Awalnya kalau belum terbiasa anggota keluarga akan kesulitan dan cenderung menganggap sesuatu yang memberatkan, jika dipikir ulang meletakkan sesuatu ke tempat semulanya justru meringankan kita dan menghindarkan kita dari kerja dua kali. Contoh konkritnya, kita habis mandi lalu menaruh handuk di kursi, apa yang terjadi? Kursi menjadi kotor terkena basahnya handuk, pemandangan tidak enak, handuk terkena bakteri yang ada di kursi, dan tentu pada akhirnya kita juga akan mengembalikannya ke tempat handuk lagi setelah kena amarah orang tua, teguran suami, istri atau waktu kebetulan ada tamu dadakan.
Mulai mendisiplinkan anak sejak dini adalah kunci pendidikan. Jika sedari kecil sudah di ajarkan disiplin dalam segala hal, maka kelak dewasa dia mampu mengatur dirinya dengan baik. Paham wilayah yang menjadi tanggung jawabnya tanpa harus diperintah. Pembiasaan-pembiasaan itu harus di mulai sejak dini. Anak-anak akan mudah membentuk kebiasaannya daripada orang tua. Kalau sejak dini anak sudah di didik untuk disiplin maka ia akan mudah mengatur waktunya bangun tidur, kewajiban membersihkan tempat tidur setelah bangun, tanggung jawab agamanya, waktu belajar dan bermainnya.
Orang-orang yang mampu menjaga kedisplinannya dalam segala hal, faktanya lebih mampu sukses kedepannya. Karena dia melatih dirinya setiap waktu untuk melaksanakan tanggung jawab waktunya. Berbeda dengan orang yang tak mengenal disiplin dan sering menunda-nunda. Yang terjadi justru benturan-benturan pekerjaan akan menghampirinya dan menjadikannya mudah stress. Pekerjaan menjadi kacau sehingga mempengaruhi semangat kerjanya.
Mulailah bangun Kedisiplinan kepada anak-anak sejak dini. Dengan terbiasa disiplin anak-anak tidak lagi memubadzirkan waktu. Setiap waktu yang ia hadapi akan ia gunakan sebaik-baiknya untuk apa yang menjadi tanggung jawabnya. Tanpa kita suruh, hanya sesekali mengingatkan ketika lupa. Kalau sudah terbiasa kelak dewasa tidak akan timbul persoalan dan tidak akan ada konflik antara anak dengan orang tuanya, karena orang tua sudah berhasil menjalankan tugasnya anak sudah berhasil menjalankan tanggung jawabnya. Pendidikan itu bernama Kedisiplinan.
Wisnu Prayuda
Semarang 6 Januari 2024
Komentar
Posting Komentar