Meluaskan Energi Diri


Setiap dari kita di anugerahi modal potensi yang berbeda dengan takaran yang sama. Namun, pada realitanya banyak perbedaan pada kualitas diri manusia. Mengapa hal demikian bisa terjadi?

Pertama, modal yang Allah berikan tidak kita arifi sedemikian rupa, guna menjadi bahan bakar kita menuju manusia yang paripurna. 
Kedua, kemalasan menjadikan kita memadamkan modal modal itu. 

Saya ibaratkan sebuah cahaya lampu. Kita itu di beri batas maksimal oleh Allah sama. Namun, pada faktanya ada yang memilih terang benderang, ada yang memilih biasa saja, ada yang memilih meredup. Apakah pilihan itu salah? Sebentar, kita memang tidak ditugaskan untuk memilih, melainkan untuk mengelola cahaya itu hingga pada titik terangnya yang maksimal. Itulah manusia sejati. 

Cahaya itu energi diri kita yang dihasilkan oleh tempaan, tarbiyah dan latihan kesungguhan. Kadar cahaya itu ditentukan oleh tiga komponen itu. Energi diri itu mewujud pada kemanfaatan diri. Ada manusia yang bermanfaat untuk dirinya sendiri, ada manusia yang bermanfaat untuk sekelilingnya yang terbatas, ada yang bermanfaat secara luas ada pula yang tidak bermanfaat sama sekali. 

Kita berhak meletakkan diri kita ditempat manapun. Seperti yang saya sebutkan di atas. Kuncinya kalau kita semakin ditempa, ditarbiyah dan bersungguh-sungguh bukan hanya kualitas yang kita peroleh melainkan energi kita akan makin meluas. Maka, luaskanlah energi itu dengan tempaan, tarbiyah dan kesungguhan. 

Wisnu Prayuda
Semarang, 7 Februari 2024

Komentar

Postingan Populer