Lailatul Qadar; Kelembutan Al-Qur'an Yang Menyapa Hatimu
Setiap memasuki akhir Ramadhan manusia sering berlomba mendapatkan dan menanti datangnya Lailatul Qadar. Di saat yang sama manusia sering kali tertipu dengan hal-hal yang bersifat materialistik. Bagi manusia sebuah karunia, anugerah dan segala bentuk pemberian harus kasat mata, bisa disentuh, diraba dan dipegang. Begitulah kenyataan manusia sebagai makhluk yang materialistik.
Banyak dari manusia berlomba-lomba mencari Lailatul Qadar, sampai ia lupa bahwa Lailatul Qadar itu dekat. Ia berada di sekeliling kita, sering menyapa dan ingin kita mendekatinya, tetapi manusia tidak mengetahuinya. Lailatul Qadar sering digambarkan sebagai sebuah keajaiban luar biasa, datangnya malaikat Jibril secara wujud nyata ataupun menyerupai orang tua renta. Lailatul Qadar sering dipahami sebagai sebuah maha dahsyat material yang harus mewujud bentuknya berupa harta, pencapaian, himpunan perhiasan, keajaiban-keajaiban. Kalau tidak seperti gambaran manusia itu sendiri tidak termasuk Lailatul Qadar. Padahal seluruh hidup manusia itu sendiri adalah keajaiban Allah.
Kalau merujuk firman-Nya Allah dalam surat Al-Qadar sudah jelas bahwa yang Allah turunkan di malam Lailatul Qadar adalah Al-Qur'an, sebuah kalam dan petunjuk-Nya yang di dalamnya memuat keutamaan-keutamaan. Sesuatu yang kita tunggu-tunggu sejatinya di dalam malam Lailatul Qadar adalah Al-Qur'an, bukan yang lainnya. Bukan seperti yang kita bayangkan dengan hal-hal duniawi.
Adapun firman Allah yang termaktub di dalam surat Al-qadar :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Berangkat dari pemahaman surat Al-Qadar itu hendaknya kita sudah jelas bahwa yang kita tunggu-tunggu itu Al-Qur'an, sebagai pedoman, petunjuk dan tuntunan hidup kita.
Setiap saat bisa menjadi Lailatul Qadar bagi manusia, meskipun secara shahih dan sharih kepastian Lailatul Qadar salah satunya ada di dalam bulan Ramadhan tetapi tak menutup kemungkinan bahwa di bulan apapun kalau kita tersentuh dengan ayat-ayat Al-Qur'an, kita mematuhi petunjuk di dalamnya, seluruh hidup kita berpedoman kepada Al-Qur'an dan setiap hari kita menyibukkan diri dengan Al-Qur'an itu tandanya Allah menganugerahi kita Lailatul Qadar sepanjang kita bermesraan dan menjadikan Al-Qur'an benar-benar sebagai petunjuk hidup kita.
Setelah kita mendapatkan Lailatul Qadar lewat upaya tersebut, kita akan mendapatkan keutamaan yang lebih baik dari seribu bulan, artinya di waktu-waktu berikutnya kita akan dijaga, dibimbing dan di arahkan oleh Allah agar lebih dekat dengan Al-Qur'an dan mematuhinya. Itulah hakikat Lailatul Qadar. Jika kita menginginkan Lailatul Qadar maka kita harus menjadikan Al-Qur'an benar-benar sebagai pedoman hidup kita, seluruh apa yang kita kerjakan berpedoman dengan petunjuknya Allah dan tidak melanggar aturannya Allah.
Mudah-mudahan dengan upaya tersebut kita mampu setiap saat menjadikan waktu kita sebagai Lailatul Qadar. Waktu-waktu yang Al-Qur'an menghujam kedalam batin dan jiwa kita sehingga berdampak pada keluhuran budi pekerti kita. Jadilah kita manusia yang punya hubungan baik kepada Allah dan semua ciptaan-Nya.
Wisnu Prayuda
Semarang, 28 Maret 2024
Foto : Google
Komentar
Posting Komentar