Sebuah Perisai dan Jimat Hidup Yang Tersembunyi
Tidak banyak dari manusia yang memiliki amalan tertentu. Baik amalan itu diniatkan khusus untuk hasilnya sesuatu atau mengalir saja karena memang sudah menjadi rutinitas menenteramkan yang ia jalani.
Amalan atau biasa di sebut wirid. Tidak selalu berkaitan erat dengan doa atau dzikir khusus. Bisa saja wirid berupa sebuah amalan fisik yang sering dan konsisten dijalani, seperti halnya memberi makan para pekerja kebersihan di pagi hari, memberi makan ikan di aquarium yang ia miliki atau hanya berupa meyirami tanaman di setiap pagi.
Kita mencoba melihat wirid tidak hanya berupa amalan teks melainkan lebih dari itu. Meskipun wirid dengan amalan teks juga tidak kalah penting. Yang menjadi titik tekan dalam pembahasan ini adalah sebuah wirid yang dilakukan secara istiqamah atau konsisten bisa menjadi perisai hidup. Terkadang bukan hanya sebagai perisai, melainkan sebagai jimat kehidupan itu sendiri.
Terkadang kita melihat orang-orang tua yang memiliki keturunan shalih-shalihah atau dalam tataran dunia ia memiliki anak-anak yang sukses semua. Tentu, hal ini tidak terjadi tiba-tiba. Hasil-hasil tersebut tentu buah dari wirid kehidupan yang di jalani oleh para orang tua. Mungkin ada yang rajin membaca Yasin Fadhilah setiap pagi, bersedekah kepada tetangga sekitar atau rajin memberi makan hewan-hewan yang berada disekitarnya. Amal-amal yang mereka kerjakan kemudian menjadi himpunan kebaikan yang kemudian turun berupa rahmat keberuntungan, keberhasilan dan kedamaian kepada anak-anak mereka.
Tidak hanya itu, terkadang para orang tua memiliki tirakat atau wirid disiplin berupa shalat berjamaah atau menjaga dengan hati-hati masuknya rezeki mereka agar tak tercampur dengan yang haram. Terkesan sederhana namun begitulah faktanya. Kalau kita tarik ke belakang wirid-wirid kehidupan ini memang benar adanya. Coba bandingkan dengan para orang tua zaman sekarang. Meskipun menguasai ilmu parenting luar biasa namun abai terhadap hal-hal kecil seperti menjaga keluarga dari rezeki yang haram.
Selain itu, para orang tua zaman sekarang juga terkesan tidak mempercayai sebuah upaya mentirakati anak-anak dengan wirid-wirid kehidupan. Mereka semua lebih mempercayakan kepada sebuah lembaga pendidikan secara utuh tanpa ikut andil dalam upaya pendidikan ruhani seorang anak. Hasilnya bisa kita ketahui bersama bahwa kecerdasan anak-anak melesat jauh bersamaan dengan itu akhlak anak-anak merosot jauh.
Kejujuran kita sebagai orang tua dalam memandang hal ini akan menuntun kita untuk mulai menanam kebaikan untuk generasi kita. Yakni dengan wirid-wirid kehidupan. Bisa dengan kita rutin membaca Al-Qur'an, bisa dengan rutin shalat berjamaah atau rajin membantu sekitar. Wirid kehidupan itulah seiring berjalannya waktu menjadi perisai keluarga kita. Meluruskan langkah di kala kita salah langkah. Menenangkan di kala badai hidup sedang melintas juga menjadi pembimbing di kala kita kesulitan menentukan arah.
Mulailah dari kebaikan-kebaikan kecil sebagai wirid kehidupan kita. Lakukanlah secara terus menerus hingga kita tak keberatan dalam menjalankannya. Semua tidak dibangun dalam satu malam. Melainkan sebuah perjalanan yang harus terus ditempuh. Wirid kehidupan itulah sebuah perisai dan jimat yang tersembunyi.
Wisnu Prayuda
Semarang, 7 November 2024
Komentar
Posting Komentar