Hidup Yang Diperjalankan
Pernahkah kita merasa bahwa sesungguhnya segala yang terjadi ini tidak kebetulan begitu saja? Atau memang kita tidak mau merasakan semua itu?
Sebagaimana Nabi Muhammad Saw saat menempuh perjalanan isra' mi'raj sejatinya bukanlah sebuah perjalanan melainkan diperjalankan. Kalau diperjalankan berarti Nabi Muhammad Saw dalam hal ini tidak punya kuasa dan kehendak akan seperti apakah peristiwa itu. Namanya saja diperjalankan, berarti ada sosok yang menjalankan.
Dalam kehidupan ini segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita adalah sebuah proses diperjalankannya kita dari takdir satu ke takdir berikutnya. Maka dalam proses diperjalankan itu sering kali kehendak-kehendak kita seakan tidak berjalan semestinya. Karena yang akan berlaku hanya kehendaknya Allah. Meskipun tidak jarang pula kehendak-kehendak kita berkesesuaian dengan kehendaknya Allah, yang kemudian menjadi sebuah kesimpulan diri kita bahwa segala sesuatu berada dikendali tangan kita.
Memahami masalah seperti ini memang tidak sederhana. Dihadapan orang yang mengandalkan dirinya sendiri tanpa pernah melibatkan Allah, maka pemahaman seperti ini akan tertolak. Akan tetapi sebaliknya kalau orang yang paham bahwa segala sesuatu yang terjadi tidak tiba-tiba saja, maka akan mudah memahami bahwa kehidupan yang dijalani manusia adalah sebuah proses Allah memperjalankan hamba-Nya.
Allah dalam memperjalankan hambanya, akan memberikan sebuah proses, lika-liku, hikmah dan ilmu yang sesuai dengan kebutuhan pribadi manusia pada saat itu. Kalau Allah menghendaki pada seseorang untuk belajar sabar, maka proses yang dijalani seorang tersebut juga yang berhubungan dengan ilmu sabar. Kalau Allah menghendaki pada seseorang untuk belajar syukur, maka proses yang dijalani pula juga yang berkaitan dengan syukur. Begitu halnya dengan kehendak-kehendak Allah kepada setiap orang, yang tentu skala, jenis dan tahapannya berbeda-beda.
Terhadap tugas apapun yang diberikan oleh Allah kepada kita. Tugas kita hanya menjalani sebaik-baiknya. Ketika tugas itu berganti, maka jalani lagi dengan sebaik-baiknya juga. Karena hidup ini hanyalah kita diperjalankan, dan Sang Pemberi jalan itu tahu yang terbaik bagi penempuh jalan itu. Jangan khawatir atau ragu karena muara yang telah disiapkan oleh Allah pasti yang terbaik untuk hamba-Nya. Terhadap tugas apapun yang sedang kita emban saat ini, tunaikanlah sebaik-baiknya. Tanpa beban, tanpa kekhawatiran, melainkan hanya dengan kemantapan bahwa ini adalah tugas mulia dari Sang Pengatur alam semesta.
Wisnu Prayuda
Semarang, 25 Juni 2025
Komentar
Posting Komentar